Kamis, 23 September 2010

Sungai Penuh Online : Safrial dan Usman Diterpa Isu Negatif

Dikhawatirkan Bisa Memicu Konflik

KUALATUNGKAL - Menjelang pelaksanaan Pemilukada Tanjab Barat, 21 Oktober mendatang, sejumlah isu negatif mulai dilancarkan pihak tertentu kepada kedua pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Tanjab Barat. Bentuk isu yang dimunculkan beragam. Mulai dari sorotan terhadap sosok pribadi tokoh, program kerja, bahkan juga ada isu yang berbau SARA.


Banyak kalangan khawatir, jika isu negatif tersebut terus dibiarkan akan memicu konflik antarpendukung dan tim sukses. Kendati demikian belum ada satu pun isu yang ditindaklanjuti oleh pihak terkait. Permasalahan ini juga diakui oleh kedua tim sukses pasangan kandidat.
Ketua tim kampanye pasangan Safrial bersama Yamin (SbY) Bakhtaruddin, mencatat sedikitnya terdapat lima isu negatif yang saat ini diarahkan kepada Safrial-Yamin.  Seperti isu kerusakan sejumlah titik ruas jalan dari Gapura Kualatungkal menuju Km 35. Di kalangan masyarakat dihembuskan isu bahwa perbaikan jalan tersebut merupakan tanggung jawab Pemkab Tanjab Barat yang telah diabaikan selama kepemimpinan Safrial-Yamin.
Sementara yang benar, menurut Bakhtaruddin, status jalan itu adalah jalan negara yang dianggarkan dari dana APBN terhitung sejak tahun 2007. Selain itu ruas jalan sepanjang kurang lebih 52 Km dari Parit Panting menuju Teluk Nilau dan Tebing Tinggi juga diisukan sebagai jalan kabupaten. Padahal, jalan itu merupakan jalan Provinsi Jambi.
“Isu ini dihembuskan supaya nama Pak Safrial-Yamin jelek di mata masyarakat sehingga dapat mempengaruhi suara pada tanggal 21 Oktober nanti,” ujarnya yang diamini Ketua Forum Komunikasi Parpol Pengusung SbY, Syahril, kemarin (22/9).
Masalah pembangunan lainnya yang dijadikan isu negatif adalah persoalan minimnya penerangan listrik. Isu itu dihembuskan di daerah-daerah yang belum mendapatkan fasilitas PLN. Menurutnya, Syahril, memang masih banyak daerah yang belum mendapatkan fasilitas listrik. Tapi, sejauh ini pemkab dalam hal ini Safrial-Yamin sudah melakukan berbagai cara dan upaya mengatasinya.
Salah satunya bekerjasama dengan pihak swasta dalam pembangunan PLTMG dan meminta PLN untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat. “Artinya ada bentuk keseriusan untuk mengurusi daerah ini, dan itu terbukti ukuran waktu lima tahun bukanlah ukuran lama dalam membangun. Makanya untuk melanjutkan program pasangan ini kita usung kembali,” jelasnya.
Selain isu pembangunan, pasangan Safrial-Yamin juga dihantam isu yang berbau SARA. Seperti tudingan selama kepemimpin Safrial-Yamin rumah ibadah nonmuslim semakin banyak di Kabupaten Tanjab Barat.
Disamping itu, pasangan Safrial-Yamin diisukan tidak memprioritaskan putra daerah dan lebih menempatkan orang luar yang notabenenya memiliki marga dan memiliki keturunan Banjar pada jabatan strategis di lingkup Pemkab Tanjab Barat.
“Isu ini pun sebetulnya tidak beralasan, Pak Safrial-Yamin orang yang tahu aturan, memang selama kepemimpinan beliau memang ada pembangunan rumah ibadah nonmuslim seperti gereja, vihara, kelenteng dan lainnya. Itu sebagai bentuk bahwa dia menghargai keberagaman. Tetapi perlu diingat prosesnya tidak keluar dari aturan dan mengacu pada SKB 3 Menteri itu,” jelasnya, lagi.
Soal penempatan pejabat yang diisukan tidak melibatkan putra daerah, Syahril menyebut hal itu salah besar. Sebab, katanya, pejabat di Tanjab Barat juga banyak dari putra daerah. Kalaupun ada itu sudah sesuai dengan aturan, dan ketentuan dan golongan kepangkatan si penjabat.
“Perlu diingat Tanjab Barat ini heterogen dan tidak ada yang mendominasi. Apalagi dalam struktur sudah dilakukan secara professional dan proporsional,” tegasnya.
Di pihak lain, pasangan Usman Ermulan-Katamso (Utama) juga mengaku didera sejumlah isu negatif yang dapat menjatuhkan. Menurut Ketua Tim Partai Koalisi Pemenangan Usman-Katamso, H Syaifuddin, isu miring yang diarahkan kepada kandidat nomor urut 2 (dua) itu antara lain soal dukungan kakak kandung Hj Halimah kepada Safrial yang selalu disebarkan kepada masyarakat dan beralihnya dukungan dua orang anggota Partai Demokrasi kebangsaan (PDK) Budianto dan Erham.
“Kami menilai perbedaan itu lumrah, bukan berarti dukungan keluarga Pak Usman terpecah. Kenyataannya hanya Halimah, sedangkan anggota keluarga lainnya tetap solid mendukung Usman-Katamso. Mengenai beralihnya dukungan dua kader PDK itu juga pilihan mereka. Dan, perlu diingat keduanya itu juga bukan kader militan. Sebelumnya Budianto pernah bergabung di PKB dan Erham bergabung di PBB,” jelas politisi dari PBB yang akrab disapa H Udin itu.
Isu miring lainnya yang diarahkan kepada Usman Ermulan saat ini adalah sebutan sebagai orang India yang maju untuk kepentingan bisnisnya semata. Kemudian muncul lagi isu tidak sedap, yakni Usman dinilai tidak berhasil selama memimpin Tanjab barat. Bahkan yang paling menyakitkan lanjut H Udin, Usman diisukan akan menghapuskan becak di Kualatungkal dan akan menghapus tunjangan pegawai negeri.
“Semua isu itu mendera kami. Sungguh itu semua tidak benar dan fitnah yang keji. Saya tahu betul pak Usman itu. Saya ini tiga periode jadi anggota dewan, makanya saya tahu. Isu menghapus becak itu juga tidak benar. Pak Usman malah memberikan perhatian khusus terhadap mereka,” paparnya.
Dia menambahkan, majunya Usman Ermulan sebagai calon bupati bukan karena keinginan pribadi. Tapi kami yang mengajaknya untuk meneruskan pengabdiannya yang sempat tertunda. Isu Indiaisme itu juga tidak beralasan sebab populasi keturunan India di Tanjab Barat hanya 60 Kepala Keluarga (KK) dan mereka sudah dari dulu sejahtera. “Jadi marilah kita bersama-sama membangun negeri ini tanpa fitnah dan isu yang dapat memecah belah,” tukasnya. (*)

Artikel yang berkaitan




0 komentar:

Posting Komentar



Bagi yang ingin belajar PHP / HTML / MySQL Dan ingin membuat WEBSITE SENDIRI dengan sangat Mudah dan Murah sambil langsung praktek, Saya rekomendasikan anda belajar DI SINI atau DI SINI «« di klik biar situsnya keluar, 4 langkah Mudah dan 3 langkah JITU Murah dan Mudah Membuat WEBSITE. D12UL. D12UL


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More