Jumat, 30 Juli 2010 10:55 |
SUNGAIPENUH - Terancam akan ditangkap,
warga Kabupaten Kerinci, Jambi, yang sudah tahunan menggarap Taman
Nasional Kerinci Seblat (TNKS) berangsur-angsur meninggalkan lokasi
garapannya. Apalagi setelah ditangkapnya 8 orang perambah TNKS, di Desa
Telun Berasap, Gunung Tujuh, beberapa waktu lalu.
Menurut Kepala Desa Telun Berasap, Aan, warga sudah takut menggarap TNKS. Satu per satu mereka keluar dari TNKS. Yang jadi masalah sekarang, warga tersebut tidak punya pekerjaan untuk menyambung hidup. Warga berharap ada solusi dari Pemkab Kerinci soal nasib mereka. Aan mengaku belum mau menanda-tangani surat perjanjian mendukung tenggat waktu akhir warga harus meninggalkan lokasi TNKS. Warga masih kecewa karena setelah lahan yang mereka garap sudah memberi hasil baru dipersoalkan sekarang. “Waktu membuka lahan dulu tidak ada masalah,” ujarnya. Kasi Pengelolaan Wilayah-I TNKS, Junaidi, mengatakan, perambahan kawasan TNKS dijadikan lahan pertanian sudah berlangsung cukup lama. Parahnya, perambahan semakin meluas, sehingga perlu segera diambil tindakan refresif. “Kami sudah peringati warga agar tidak merambah hutan lagi,” katanya. Menurut Junaidi, jika teguran itu tidak diindahkan, terpaksa diambil tindakan tegas.Selain di kawasan Gunung Tujuh, fokus penertiban juga akan dilakukan di Danau Belibis dan Gunung Kerinci R10 hingga R14. “Kami sudah punya datanya. Rata-rata lahan yang dirambah sudah masuk 1 kilometer lebih ke dalam kawasan TNKS,” jelasnya. (infojambi.com/AL/EMI) http://iklanjambi.tk |
0 komentar:
Posting Komentar