Sungaipenuh, Kota Sungai Penuh sekitar pukul 8.30 WIB, Sabtu (18/9).
Menurut
penjaga mushala, Asrul Idris, korban bersama dua temannya datang malam
Jumat untuk menginap di mushala kerena kehabisan ongkos untuk kembali ke
Pekanbaru.
Setelah
salat subuh ke dua teman korban meninggalkan musala tanpa permisi
kepada Asrul. Sekitar pukul 8.30 Asrul membangunkan korban, ternyata
sudah tidak bernyawa lagi.
“Mereka
nginap di mushala dua malam, katanya mereka berasal dari Pekanbaru
untuk mencari barang antik berupa batu giok,” jelas Asrul.
Dijelaskan
Asrul, sebenarnya mereka telah menemukan batu Giok di Desa Ambai,
Kecamatan Sitinjau Laut dan membayar uang Rp. 3 juta kepada pemiliknya,
namun sayang batu itu tidak bisa diambil.
Setelah
menemukan mayat Datuk Hendri, pengurus mushala langsung melaporkan ke
Kapolsek Kota Sungaipenuh. Mendapat laporan, polisi langsung melakukan
olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mayat langsung dibawa ke Rumah
Sakit Umum Mayjen HA Thalib Sungai Penuh.
Dari
keterangan petugas rumah sakit tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan
ditubuh korban. Saat ini mayat Datuk Hendri masih berada di rumah sakit
sambil menunggu kedatangan keluarga yang merasa kehilangan anggota
keluarganya.
“Tidak
ada tanda kekerasan di tubuhnya,” jelas Roni, petugas rumah sakit, Sabtu
(18/9).
Kapolsek
Sungaipenuh, AKP Sutriono, menjelaskan, setelah olah TKP, tidak
ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan. Polisi juga telah
berusaha menghubungi keluarga korban di Batam dengan nomor kontak yang
ada di telepon genggam korban untuk menjemputnya.
“Jika
sampai Senin keluarga korban tidak datang, maka mayat akan dikuburkan
dipemakaman umum di Kota Sungai Penuh,” jelas Sutriono, Sabtu (18/9).
Saat
ini polisi sedang mencari keterangan menyangkut identitas kedua teman
korban yang sama-sama menginap di mushala. (infojambi.com)
penulis
: mardizal sumara | editor : izwan sholimin
0 komentar:
Posting Komentar