Saling Menjatuhkan lewat Black Campaign
JAMBI -
Manuver politik para calon bupati-calon wakil bupati (cabup-cawabup)
dan tim suksesnya di Tanjab Barat dan Batanghari menjelang menjelang
pemungutan suara, 21 dan 23 Oktober nanti semakin gencar. Isu-su yang
diluncurkan pun mulai mengarah ke black campaign (kampanye
hitam/negatif). Kondisi ini menyebabkan gesekan antar kandidat dan
pendukungnya makin kentara.
Di Batanghari,
misalnya. Para kandidat dan tim suksesnya sudah mulai terang-terangan
saling serang lewat kampanye negatif. Yang teranyar, kemarin (14/10),
serangan kampanye negatif tersebut ditujukan kepada pasangan
Fattah-Sinwan. Kopian surat panggilan pemeriksaan terhadap Fattah,
terkait kasus korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran (damkar), dari
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disebarkan ke rumah-rumah warga.
Memang,
hari ini (15/10), Fattah memang dipanggil KPK untuk dimintai keterangan
terkait kasus pengadaan mobil damkar, saat dia menjabat Bupati
Batanghari 2004 lalu. Namun, kapasitas dia diperiksa sebagai saksi untuk
tersangka mantan Menteri dalam Negeri (Mendagri) Hari Sabarno.
Belum
diketahui secara pasti siapa yang menyebarkan kopian surat dari KPK
itu. Pantauan Jambi Independent, siang kemarin (14/10), kopian surat
panggilan itu dibagikan ke rumah-rumah warga di Kota Muarabulian.
Sebelumnya,
kandidat nomor dua itu juga diisukan akan menghapuskan tunjangan
kesejahteraan daerah (TKD) untuk para guru. Isu lainnya, jika menang,
mantan Bupati Batanghari itu juga akan menyisihkan etnis tertentu. Hal
tersebut termuat dalam beberapa SMS yang dikirimkan ke sejumlah tokoh
etnis tertentu.
Menanggapi,
serangan kampanye negatif tersebut, Ketua Barisan Muda Fattah-Sinwan
(BM FAS), Paisal, mengajak segenap pendukung FAS tidak terpancing isu
negatif selama menjelang pencoblosan 23 Oktober nanti. Dia mengimbau
kepada semua kader dan simpatisan tidak bertindak anarkis dalam
menyikapi isu black campaign yang ditujukan kepada pasangan kandidat
mereka.
Menurut dia, banyak cara yang dapat
dilakukan merebut kursi Bupati Batanghari. Salah satunya adalah melalui
black campaign. Untuk itu, dia mengimbau agar semua pendukung FAS tidak
mudah tersulut emosi dengan pancingan dari pihak lain.
“Tolong
jangan mudah terpancing isu black campaign. Dalam menyikapi isu
tersebut, kami akan melaporkan ke panwas dan ke Polres,” katanya.
Terpisah,
Ketua Tim Pemenangan Fattah-Sinwan, menilai penyebaran kopian surat
panggilan itu tidak mempengaruhi aktivitas jagoannya. Menurut dia,
mereka akan membuktikan bahwa selebaran itu tidak benar hari ini. “Kita
buktikan hari ini, bahwa Pak Fattah akan menggelar acara di Muarabulian.
Jadi untuk apa kita menanggapi itu (kampanye negatif), hanya menguras
energi,” katanya.
Sebelumnya,
Fattah mengatakan semua isu negatif tetang dirinya merupakan kampanye
negatif dari orang yang tidak bertanggung jawab. “Ini (penghapusan TKD)
jelas tidak benar. Malah jika perlu kita tingkatkan,” katanya.
Fattah
juga membantah soal isu SMS yang menyebutkan dia akan menyisihkan salah
satu etnis. ”Ini isu yang tidak bertanggung jawab,” katanya. Menurut
Fattah, sejak dahulu, pihaknya pernah membeda-bedakan etnis tertentu.
Sebab, semuanya merupakan warga Batanghari.
Selain
Fattah, serangan kampanye negatif juga menimpa pasangan
Syahirsah-Erpan. Salah satunya, aksi penghadangan yang dilakukan oleh
warga di Desa Sungai Ruan, Kecamatan Maro Sebo Ulu pada 9 Oktober lalu.
Hari itu Syahirsah dan rombongan dicegat saat hendak melakukan kampanye
di Maro Sebo Ulu.
Warga
yang melakukan penghadangan tersebut, juga menyerahkan surat pernyataan
bahwa Syahirsah adalah pembohong. Dan surat itu juga dibagi-bagikan
kepada masyarakat.
Ketua
Tim pemenangan Syahirsah-Erpan, Ahmad Fhitoni, berencana akan
melaporkan pelaku yang menghalangi dan menyebarkan selebaran negatif
tentang Syahirsah ke Polres Batanghari.
Dia menilai ini sudah bukan murni dari masyarakat. Tapi telah diorganisir oleh pihak tertentu untuk menjatuhkan figur calonnya.
Tim
pemenangan Sahirsyah-Erpan lainnya, Salim Jufri, mengimbau kepada kader
dan simpatisan agar tidak terpancing isu maupun pemberitaan yang
menyudutkan kandidat mereka. “Semangat tidak boleh berkurang. Kita
lanjutkan usaha untuk memenangkan pasangan Syahirsah-Erpan,” tandasnya.
Sebelumnya,
Bupati Batanghari itu juga dianggap tidak berhasil memimpin Batanghari.
Salah satu yang dicontohkan adalah banyaknya ruas jalan yang rusak
parah. Selain itu, berita soal rencana Polda memeriksa Syahirsah terkait
kasus perizinan PT Delimuda Perkasa (DMP) juga difotokopi oleh
sekelompok orang dan disebarkan ke desa-desa.
Hal
yang sama juga dialami Ardian Faisal. Pengumuman harta kekayaan
miliknya yang hanya Rp 62 juta dijadikan ”jualan” untuk melakukan
manuver karena dianggap tidak masuk akal. Ketua Tim Pemenangan Ardian,
Rahmat Mulyadi, mengatakan, apa yang dilaporkan Ardian memang itulah
adanya. Makanya, untuk amunisi, Ardian di-back up oleh keluarga dan
parpol pengusung. ”Itulah adanya,” ujarnya.
Sementara
itu, di Tanjab Barat, persaingan antara pasangan Safrial-Yamin dan
Usman-Katamso juga tidak kalah dengan kandidat di Batanghari. Bahkan,
mereka sudah saling lapor, baik ke panwaslu maupun ke Polres Tanjab
Barat. Selain itu, mereka juga sudah terang-terangan menyerang lawannya.
Yang
terbaru adalah tudingan Katamso, bahwa program Safrial-Yamin selama
memimpin Tanjab Barat tidak tepat sasaran. Kritik pedas itu dia
sampaikan di forum terbuka, debat kandidat calon wakil bupati (Cawabup)
Tanjab Barat, Jumat malam pekan lalu. Kebetulan malam itu, Cawabup
Safrial, Yamin tidak hadir karena ibunya sakit.
Sebelumnya,
tim pemenangan Usman-Katamso (Utama) juga melapor dugaan pelanggaran
kampanye yang dilakukan Safrial di Parit III, Kecamatan Tungkal Ilir ke
panwaslu. Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa Safrial dengan mobil
dinas didampingi beberapa pejabat teras Tanjab Barat mengunjungi salah
satu rumah warga yang diduga sembari bersosialisasi.
Ini
bukan yang pertama tim Utama melaporkan Safrial-Yamin (SbY).
Sebelumnya, tim Utama juga melaporkan tim SbY ke panwaslu terkait
bagi-bagi kain batik, dan kampanye di luar jadwal yang dilakukan Yamin
di Tungkal Ilir. Tidak mau kalah, pihak Safrial-Yamin, juga melaporkan
tim Utama ke panwaslu dan Polres Tanjab Barat. Tuduhannya, soal
provokasi SARA, keterlibatan anggota Komisi III dalam berkampanye, dan
keikutsertaan PNS dalam mendukung pasangan nomor urut dua.(nid/aki)
0 komentar:
Posting Komentar