Kamis, 07 Oktober 2010

Sungai Penuh Online : Hamdi Serang Incumbent

5 Pasangan Cabup-Cawabup Batanghari Umbar Janji di DPRD

JAMBI - Penyampaian visi dan misi Calon Bupati Dan Calon Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) Batanghari di DPRD Batanghari, kemarin (6/10), berlangsung seru. Selain mengumbar janji-janji manis melalui programnya, para kandidat juga tak sungkan-sungkan menyerang lawannya. Pasangan Hamdi Rahman-Juhartono, misalnya. Ketika mendapat giliran, pasangan nomor urut 3 itu secara terang-terangan mengkritik kandidat incumbent. Sementara, kandidat lain hanya tersenyum. Kondisi ini sempat membuat gaduh anggota DPRD dan warga yang hadir.

Hamdi, yang juga mantan PNS Kementerian PU itu menilai pembangunan di Batanghari tidak berjalan sebagaimana mestinya. Mulai dari kurangnya infrastruktur, buruknya pelayanan umum, potensi SDA tidak dimanfaatkan, hingga konflik lahan antara masyarakat dan perusahaan.
Dia mencontohkan jalan Kota Muarabulian sebagai pintu gerbang Batanghari yang memperihatinkan. Kondisi ini, kata dia, memberikan image buruk bagi orang yang masuk ke Muarabulian.
Dia juga menyorot pelayanan umum, seperti PDAM. Kuantitas layanan dan kualitas air yang sangat tidak layak. “Lihat saja rumah sakit, sering tidak ada airnya. Padahal Sungai Batanghari begitu besar mengelilingi Batanghari,” katannya.
Belum lagi soal konflik lahan. “Konflik ini sudah berlangsung selama 14 tahun. Mulai dari pemerintahan Saman Chatib, Fattah hingga Syahirsah juga belum selesai,” katanya secara blak-blakkan menyebut dua nama kandidat yang pernah menjabat sebagai Bupati Batanghari, yang menjadi lawannya.
Karena itu, dalam visi dan misinya, Hamdi secara tegas berjanji akan menyelesaikan semua persoalan itu.  “Saya mencalonkan diri untuk menyelesaikan masalah tentunya dengan gagasan dan ide baru,” katanya.
Dia juga berjanji akan menjadi Batanghari sebagai kota penyangga bagi Kota Jambi, sehingga bisa menjadi pusat peternakan sapi, pusat pertanian dan perkebunan. "Kita punya DAU, DAK, bagi hasil dan PAD. Kita adalah kabupaten yang kaya karena kita juga punya gas, punya sawit, dan punya minyak," pungkasnya.  
Lalu, bagaimana dengan kandidat incumbent, Syahirsah-Erpan? Pasangan nomor urut nomor 1 yang mendapat giliran pertama itu lebih banyak mengungkapkan program lama dan keberhasilan yang telah dia capai. “Saya akan melanjutkan progam saya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” katanya.
Program-program tersebut, di antaranya pendidikan dan kesehatan gratis yang bermutu, pembagian berbagai bibit unggul untuk petani termasuk ternak. Masalahinfrastruktur juga akan menjadi perhatian mereka. Selain itu, Syahirsah juga berjanji membangun dari desa, Dengan pemberian bibit padi, sawit, karet dan ternak. Sehingga peredaran uang juga ada di pedesaan, tidak hanya di perkotaan.
Kata dia, kesuksesan tersebut, akan dilanjutkan kembali jika nanti terpilih lagi menjadi bupati. “Itu adalah bukti. Pada saat orang lain masih memikirkan, pada saat orang lain masih membayangkan, kami sudah berbuat,” ungkapnya.
Sementara itu, pasangan Fattah-Sinwan bertekad mewujudkan visi menuju Batanghari Berlian. Yakni bangun ekonomi rakyat, lanjutkan pembangunan dengan iman dan pemerataan. Prioritas pembangunannya di bidang keagamaan, memberikan insentif bagi para dai, guru, pegawai syara secara proporsional menurut wilayah mereka.
Kemudian, di bidang ekonomi menarik investasi ke daerah, revitalisasi industri hilir, revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan. Meningkatkan produktivitas dan kompetensi tenaga kerja, ketahanan pangan dan pengelolaan APBD yang berkelanjutan.
Untuk mengatasi kemiskinan, pasangan nomor urut 2 itu bertekad meningkatkan bantuan bagi penyandang cacat, lanjut usia (lansia), pemberdayaan fakir miskin, melanjutan program jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, PNPM dan bantuan perumahan melalui bedah rumah bagi masyarakat miskin di pedesaan. Mereka juga berjanji meningkatkan pembangunan pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan melalui pemberian bibit bagi masyarakat miskin.
Di bidang pendidikan, peningkatan angka melek huruf, menuntas wajar 12 tahun, mengembangkan pendidikan kejuruan, membebaskan biaya pendidikan, baik negeri dan swasta terutama bagi masyarakat miskin. Beasiswa bagi yang berprestasi, bantuan beasiswa S-1, S-2 dan S-3 untuk keluarga tidak mampu, dan meningkatkan kesejahteraan guru.
Di bidang kesehatan, mereka akan meningkatkan saranan dan prasarana kesehatan dasar dan rujukan esehatan dasar di puskemas serta di kelas III rumah sakit. Untuk infrastruktur, pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan, terutama di daerah pedesaan yang mendukung sentra produksi pertanian ke pusat pasar dan mengembangkan jaringan listrik pedesaan dan dituntaskan hingga 2016 juga mereka janjikan.
Pasangan nomor urut 4, Fathuddin Abdi- Kemas Ismail Azim, melalui slogan Bertuah ingin membangun ekonomi rakyat, terampil dan agamis. Dalam penyampaian visi dan misinya, mantan Ketua KPU Batanghari itu berjanji akan mengikutsertakan seluruh komponen masyarakat dalam pembangunan. ”Seperti ulama, umarah dan tokoh adat,” katanya.
Di bidang infrastruktur, dia akan meningkatkan pembangunan jalan dan jembatan. Untuk jalan, dia ingin mempersingkat jarak tempuh dengan membuat jalan tembus. ”Ini penting agar biaya produksi semakin hemat,” ujar cabup dari jalur perseorangan itu.
Kemudian, di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan, mereka berencana memberikan alat mesin untuk menggerakkan persawahan minimal satu dapil satu alat.  Kemudian, pemanfaatan lahan tidur, peningkatan produksi peternakan.
Di bidang birokrasi, peningkatan pernah dan LPM sebagai wadah aspirasi masyarakat menjadi prioritas mereka. Selain itu, di bidang pelayanan publik, perbaikan pelayanan dan mutu air bersih, listrik.
Fathuddin juga mengkritik kandidat incumbent terutama terkait dengan konflik yang terus berlanjut antara masyarakat dengan perusahaan.
Pasangan Ardia Faisal-Pani juga tak mau kalah.  Sedikitnya, ada sembilan bidang yang menjadi perhatian mereka. Di antaranya bidang keagamaan, tata kelola pemerintahan, pembangunan perdagangan dan industri usaha mikro, kecil dan menengah. Lalu infrastruktur, pendidikan dan kesehatan, sektor  sosial budaya, kemandirian desa.
Untuk pembangunan  perdagangan, Ardian yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Batanghari itu bertekad untuk mendirikan pusat pertumbuhan ekonomi baru, kewiraausahaan dan daya saing produk lokal. Untuk infrastruktur, peningkatan jalanan dan jembatan dan percepatan listrik masuk desa, pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan, serta penanggulangan air bersih.
Lalu, di bidang pendikan, pasangan nomor urut 5 itu berjanji memberikan beasiswa mulai dari S-1, S-2 dan S-3. Untuk bidang kesehatan, mereka  akan membangun rumah sakit tanpa kelas dan pusat kesehatan desa. Sedangkan untuk pelayanan publik, mereka akan meningkatkan pelayananan KTP, KK dan akta kelahiran akan ditingkatkan.
Kemudian, di bidang pertanian, Ardian-Opani berjanji akan membuka sawah baru. Menurut dia, saat ini ada 600 ribu hektare persawahan di Batanghari yang tidak lagi produktif. Mereka juga memprioritaskan pembangunan sentra buah-buahan di setiap desa. Mengembangkan bibit unggul dan peremajaan lahan.
Sedangkan masalah konflik lahan, pihaknya memberikan perhatian khusus dengan membentuk tim permanen untuk melakukan pengawasan secara langsung dan menerima pengaduan dari masyarakat dan menyelesaiakan secara langsung.
Sementara itu, pasangan nomor urut 4, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim, melalui slogan Bertuah ingin mebangun ekonomi rakyat, terampil dan agamis. Dalam penyampaiaan visi dan misinya, mantan Ketua KPU Batanghari itu berjanji akan mengikut sertakan seluruh komponen masyarakat dalam pembangunan. ”Seperti ulama, umarah dan tokoh adat,” katanya.
Di bidang infrastruktur, dia akan meningkatkan pembangunan jalan dan jembatan. Untuk jalan, dia ingin mempersingkat jarak tempuh dengan membuat jalan tembus. ”Ini penting agar biaya produksi semakin hemat,” ujar cabup dari jalur perseorangan itu.
Kemudian, di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan, mereka berencana memberikan alat mesin untuk menggerakkan persawahan minimal satu dapil satu alat.  Kemudian, pemanfaatan lahan tidur, peningkatan produksi peternakan.
Di bidang birokrasi, peningkatan pernah dan LPM sebagai wadah aspirasi masyarakat menjadi prioritas mereka. Selain itu, di bidang pelayanan publik, perbaikan pelayanan dan mutu air bersih, listrik.
Fathuddin juga mengkritik kandidat incumbent terutama terkait dengan konflik yang terus berlanjut antara masyarakat dengan perusahaan.
Konflik Lahan Paling Disorot Debat kandidat Cabup-Cawabup Batanghari malam tadi juga berlangsung seru. Terutama soal penyelesaian konflik lahan. Seperti di DPRD, pada acara debat tersebut, Hamdi masih mengkritik lambatnya penyelesaian lahan yang sudah berlangsung lama. Saat mendapatkan kesempatan bertanya ke kandidat lain, cabup nomor urut 3 itu menanyakan cara mengatasi konflik lahan jika terpilih.
Menjawab pertanyaan tersebut, Fathuddin berjanji penyelesaian konflik lahan dalam waktu tiga tahun. Sementara Ardian, optimis bisa menyelesaikan dengan membentuk tim permanen bekerja sama dengan NGO dan LSM dan badan lain. Soal waktu, tergantung tingkat persoalan. “Jika memang bisa setahun akan diselesaikan setahun. Tapi kalau rumit bisa lebih,” katanya.
Syahirsyah, mengakui soal konflik lahan merupakan PR-nya selama menjabat. Karena itu sebenarnya warisan dari pendahulu.  “WKS perizinan sebelum kami. Kami selalu berpihak pada yang benar. Kami sudah membuat komitmen dan mengirim surat kepada Dinas Kehutanan dan lahan yang sudah diokupasi ke masyarakat agar dikeluarkan,” katanya. Dengan itu, izin lokasi tidak lagi diperpanjang.
Sementara Fattah menjawab diplomatis. Menurut dia, negara kita adalah negara hukum. Kebenaran akan terbukti nanti. “Kita semua unsur di pemerintah, mulai dari aparat hukum, masyarakat, lembaga adat, mari kita duduk bersama,” katanya.
“Kalau ada penerapan yang salah, kalau saya dipercaya, dengan rapat dengan Kapolres, mari kita tegakkan hukum di Batanghari ini,’’ tambahnya.
Debat kandidat yang dipandu oleh Besse Widiawati, dosen FE Unja itu diawali dengan penyampaian visi dan misi selama lima menit. Visi dan misi yang disampaikan tidak jauh berbeda dengan di DPRD.  Hadir sebagai panelis Anshorullah SH MH yang membahas hukum dan pemerintahan, Prof DR Mukhtar Latief, pendidikan dan sosial budaya,  Prof Rozali Abdullah dengan otonomi daerah. Lalu ada DR Riduansyah, terkait ekonomi kerakyatan.
Perdebatan cukup seru juga terjadi saat Riduansyah menanyakan soal ekonomi kerakyatan dan cara menghidupkan industri kecil dan menengah. Fattah menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan perlu adanya peningkatan kualitas produksi yang dihasilkan. Dia mencontohkan kualitas sawit di petani yang masih rendah sehingga harganya murah. “Di sini perlu adanya suntikan modal dari pemerintah agar persaingan petani bisa lebih kuat,” katanya.
Tidak jauh beda, Hamdi juga menilai perlu adanya penambahan modal. Selain modal juga ada bantuan tehnis sehingga petani dan pengusaha kecil bisa memanfaatkan modal yang diberikan.
Sementara itu, Fathuddn Abdi mengatakan, untuk meningkatkan hasil produk yang berkualitas dengan nilai tambah yang lebih baik harus didukung oleh infrastrutur jalan. Sedangkan Ardian, mengatakan perlu  adanya lembaga di daerah pusat industri, seperti koperasi yang bisa menfasilitas permodalan dan, pemasaran.
Pertanyaan lain yang cukup menarik dari Anshorullah, terkait perda (peraturan daerah) mana yang harus dipercepat untuk mempercepat pembangunan.  Menurut Hamdi, yang terpenting adalah perda terkait pelayanan kepada masyarakat. 
Lalu, Fathuddin Abdi,  menilai  perda yang berkaitan dengan hubungan masyarakat dan perusahaan yang lebih penting, sehingga tidak muncul konflik antara petani dan perusahaan. Termasuk soal perizinannya. Tidak jauh beda, Ardian menilai yang sangat penting adalah perda yang tidak menyengsarakan masyarakat. Salah satunya perda menjadikan desa sebagai pemerintahan mandiri.
Sementara Syahirsyah, mengatakan, perda tidak boleh bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi. Tidak boleh membebankan masyarakat. ”Sesuai dengan visi dan misi kita membangun SDM, saya rasa perda Wajib Belajar 12 tahun sangat penting,” katanya.
Lalu, Fattah menilai apapun perda yang dibuat, harus bisa meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan kemampuan aparat untuk mengamankan perda.(*)

Artikel yang berkaitan




0 komentar:

Posting Komentar



Bagi yang ingin belajar PHP / HTML / MySQL Dan ingin membuat WEBSITE SENDIRI dengan sangat Mudah dan Murah sambil langsung praktek, Saya rekomendasikan anda belajar DI SINI atau DI SINI «« di klik biar situsnya keluar, 4 langkah Mudah dan 3 langkah JITU Murah dan Mudah Membuat WEBSITE. D12UL. D12UL


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More