Jumat, 19 November 2010

Sungai Penuh Online : Dragon Boat Sumbang Emas Pertama

GUANGZHOU - Akhirnya Indonesia menuai medali emas Asian Games (AG) XVI/2010. Dahaga emas itu terobati setelah perahu naga atau dragon boat memastikan diri menjadi juara di nomor 1.000 meter pria kemarin (18/11) di Danau Zengcheng.
Indonesia Raya berkumandang setelah Silo dkk mencatatkan waktu 3 menit 32,01 detik untuk melahap lintasan. Peringkat kedua ditempati Myanmar dengan torehan waktu 3 menit 34,54 detik dan diurutan ketiga adalah Korea Selatan (Korsel) dengan waktu 3 menit 37,254 detik.
Medali itu semakin istimewa karena AG kali ini menjadi ajang pertama dihelatnya dragon boat, seperti juga dansa, kriket, dan roller games. Tak heran suka cita melanda kubu Indonesia yang sudah menanti medali emas selama enam hari setelah opening ceremony.
Tepat setelah mencapai garis finis dan naik dari danau para atlet skuadra yang dibesut di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat itu lantas berpelukan.
"Hasil ini sangat istimewa karena kami bisa menyumbangkan medali emas pertama untuk Indonesia. Ini juga menjadi medali emas pertama pada AG," ujar Achmad Sutjipto, ketua umum PB Podsi. "Ini benar-benar luar biasa. Emas ini untuk rakyat Indonesia," ujar Abdul Azis, pengemudi tim perahu naga Indonesia.
Dayung memang menjadi salah satu tumpuan menuai medali emas. Itu berpatokan dari hasil yang dituai pada Korea Terbuka dengan menuai medali emas pada nomor 1.000 meter. Tim Indonesia memimpin perlombaan sejak awal. Pada 250 meter dari titik start Indonesia mencatatkan waktu 51,156 detik. Posisi Merah Putih tak tergoyahkan sampai separo lintasan. Pada tiga perempat lintasan Indonesia tetap memimpin dan tak terlewati sampai perlombaan berakhir.
Menurut M. Supriyadi , pelatih perahu naga, kunci kemenangan kali ini ada pada faktor mental. Dia menginstruksikan anak asuhnya agar tampil tanpa beban. Dia sudah wanti-wanti agar tim yang diperkuat 20 pendayung itu tak terbebani nasib Indonesia yang belum juga mendapatkan medali emas hingga kemarin lusa.
Selain itu dia memberikan sepatu khusus untuk mengurangi dingin di kaki setelah nyemplung ke air. Justru target meleset di sektor wanita. Meski perolehan di nomor wanita juga tak buruk-buruk amat. Kelompok wanita menuai medali perak dengan catatan waktu 4 menit 14,590 detik. Merah Putih harus menakaui ketangguhan Tiongkok yang mencatatkan waktu 4 menit 3,706 detik. Sedangkan perunggu direbut Hongkong dengan torehan waktu 4 menit dan 18,292 detik.
Sayang di nomor rowing kelas ringan Indonesia tak menuai medali. Indonesia hanya berada di urutan keempat dengan waktu tempuh 6 menit 16,34 detik. Juara di nomor ini direbut Jepang dengan total waktu 6 menit dan 10,14 detik, kemudian pada urutan kedua diduduki India yang membutuhkan waktu 6 menit 13,32 detik dan perunggu direbut Hongkong dengan torehan waktu 6 menit dan 14,84 detik.
"Peluang untuk mendapatkan medali selalu terbuka. Emas hari ini (kemarin, red) menjadi salah satu penyemangat bagi tim bukan sebaliknya," tegas pria yang pernah menjabat sebagai ketua kontingen Indonesia pada SEA Games 2007 Thailand itu.
Harapan Indonesia merebut medali dari cabang olahraga boling belum juga tercipta. Dari tiga nomor pertandingan yang sudah berlangsung, tak satupun wakil Merah Putih naik podium. Kemarin harapan di double wanita sirna setelah Putty Insavilla Armein/Tanya Roumimper dan pasangan Shalima Zhalsa/Sharon Limansantoso hanya berada di urutan keenam dan ketujuh di di Tianhe Bowling Alley.
Sebelumnya single pria dan wanita juga mencatatkan hasil kurang maksimal, ebgitu pula double pria. Isra M. Taher, manajer boling, para atlet mengalami persoalan yang serupa, hanya stabil di game awal kemudian merosot pada game akhir.
"Ini bukan perkara stamina, tapi strategi mencari aman. Rupanya lawan malah tampil agresif di akhir game," jelas Isra.
Selain itu tekanan kepada boling untuk menuai medali emas juga menjadi salah satu faktor menyebab. Meski demikian, harapan menuai medali belum tertutup. Peluangnya ada pada all event dari Ryan Lalisang. Untuk sementara dari perolehan angka di nomor single dan double, Ryan mengumpulkan nilai tertinggi.
Harapan justru menipis pada bulu tangkis. Hingga kemarin baru Taufik Hidayat yang memastikan melaju ke babak delapan besar. Dia menang atas pemain nonunggulan Dinuka Karunartana dari Srilanka 21-16, 21-12 hanya dalam waktu 23 menit. Sedangkan di sektor ganda campuran, Indonesia sudah tak memiliki wakil lagi. Tantowi Ahmad/Lilyana Natsir kandas di tangan pasangan Taiwan Cheng Wen Hsing 17-21, 15-21.
Kemudian Fran Kurniawan/Pia Zebadiah kalah di tangan ganda Tiongkok He Hanbin/Ma Jin21-15, 18-21, 16-21.
Suntikan motivasi diberikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng tak hanya kepada atlet yang berjuang di Asian Games (AG) XVI/2010.
Tapi para pelatih juga dijanjikan bonus jika anak asuhnya sukses menuai medali.
Andi menjanjikan peraih medali emas bakal diganjar Rp 400 juta, kemudian peraih perak Rp 200 juta, dan perunggu Rp 100 juta.
Jumlah bonus itu dua kali lipat dari peraih medali emas SEA Games. Memang prestise AG lebih tinggi daripada SEA Games.
Tak hanya atlet, Menpora juga menyiapkan bonus untuk pelatih. Hanya saja jumlah yang dituai jauh dari anak asuh mereka. Pelatih yang berhasil mengantarkan anak asuhnya menuai emas akan diapresiasi Rp 100 juta, perak diganjar Rp 40 juta, dan perunggu RP 30 juta.
Bonus itu diberikan bukan berdasarkan cabang olahraga tapi jumlah atlet polesannya. Jika satu pelatih bsia mengantarkan dua atlet menuai dua medali emas, pelatih itu bisa panen jutaan rupiah tentunya.
"Jangan khawatir, pelatih juga akan mendapatkan apresiasi dari pemerintah," ujar Andi.
Menurut dia sudah semestinya atlet mendapatkan bonus sebagai apresiasi prestasi yang dituai. Bukan hanya dalam bentuk pekerjaan atau beasiswa. Tujuannya untuk menggenjot motivasi agar dapat terus meningkatkan prestasi.
"Usia produktif atlet sangat pendek. Paling hanya sampai 30 tahun mereka bisa menuai prestasi maksimal," ujar Andi beralasan.
Untuk beasiswa dan pekerjaan, para atlet tak perlu khawatir. Jalur PNS sudah menjadi tradisi. Selain itu dia juga menyediakan beasiswa belajar kepada atlet saat ini.
Terkait bonus yang bakal diberikan, Andi belum dapat menjawab bonus atlet perahu naga. Jika Rp 400 juta itu dihitung perkepala, maka Menpora harus menyiapkan dana sebesar Rp 8,8 miliar. Dia akan menghitung kembali bonus yang diberikan jika tim penyumbang satu emas berjumlah hingga 22 personal, seperti perahu naga.
Saat ini Idnoensia mengirimkan 202 atlet dari 24 cabang olahraga. Hingga kemarin baru dragon boat yang sukses menyumbangkan medali emas. Sisanya tiga perak didonasikan angkat besi atas nama Ni Luh Sinta Darmariani, kemudian Ivana Adelia Irmanto pada wushu, dan dragon boat wanita di nomor 1.000 meter. Perunggu paling banyak. Hingga hari ke-6 dari opening ceremony sudah ada delapan medali perunggu yang dikumpulkan. Kali ini Indonesia menargetkan bisa menuai empat medali emas. Tapi beberapa cabang unggulan sudah kandas.
(vem)
Sumber : JE

Artikel yang berkaitan




0 komentar:

Posting Komentar



Bagi yang ingin belajar PHP / HTML / MySQL Dan ingin membuat WEBSITE SENDIRI dengan sangat Mudah dan Murah sambil langsung praktek, Saya rekomendasikan anda belajar DI SINI atau DI SINI «« di klik biar situsnya keluar, 4 langkah Mudah dan 3 langkah JITU Murah dan Mudah Membuat WEBSITE. D12UL. D12UL


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More