Jumat, 24 September 2010

Jambi : Calo CPNS Mulai Bergentayangan

S-1 hingga Rp 150 Juta, Tak Lolos Uang Kembali

JAMBI - Musim penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkup pemerintahan segera dimulai. Sesuatu yang sangat ditunggu para pencari kerja dan tentu juga para broker atau calo.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, praktik percaloan untuk mendapatkan jatah kursi pegawai pelat merah itu diduga masih akan terjadi pada seleksi CPNS 2010. Di kalangan pencari kerja, masalah percaloan sudah menjadi rahasia umum. Tahun ini kabarnya tawaran dari para calo mencapai Rp 150 juta.
Mimi (25)--nama samaran--  alumni Fakultas Ekonomi Unja ini mengaku sudah ditawari seseorang yang mengaku bisa meluluskan dirinya menjadi PNS di lingkungan Pemprov Jambi pada penerimaan CPNS tahun ini. Syaratnya, sang calo meminta Mimi menyiapkan uang pelicin sebanyak Rp 100 juta.
Menurut calo tersebut, kata dia, uang sebanyak itu akan digunakan  untuk melobi para petugas yang akan meluluskan menjadi CPNS. “Saya  terkejut mendengar ucapannya,” terangnya.
Ibu rumah tangga ini mengungkapkan bahwa sang calo juga memberikan tawaran sistem pembayaran melalui dua alternatif. Pertama, si pelamar bisa langsung memberikan uang cash. Dana tersebut bisa langsung diambil calo ke rumah dengan janji pasti lulus. Lalu, alternatif kedua melalui tabungan. Si pelamar diminta mentransfer uang tersebut ke rekening sang calo.
Mimi mengaku tertarik dengan tawaran tersebut. Namun, dia juga takut seandainya tidak lulus dan uang tersebut tidak kembali. “Memang  penuh resiko dan tampaknya kita harus yakin. Ibaratnya berjudilah,” katanya.
Menurut Mimi, untuk menyakinkan, calo tersebut mengaku kenal dekat dengan para pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi. Dia mengaku telah mendapat jatah dari para pejabat tersebut dan disuruh  mencari warga yang ingin masuk PNS.
Pengalaman serupa juga diungkapkan Sutris (24) –juga nama samaran-- alumni Fakultas Hukum salah satu perguruan tinggi di Jambi. Sekitar empat bulan lalu dia mengaku ditawari salah seorang temannya  menjadi CPNS di salah satu kabupaten dalam Provinsi Jambi. Tapi, agar bisa lulus, dia diminta menyiapkan dana sebesar Rp 85  juta. “Dengan  uang sebanyak itu, katanya saya dijamin lulus,” katanya.
Sistemnya juga sama. Menurut dia, sang calo meminta uang   tersebut ditransfer ke rekeningnya dengan angka yang disepakati. “Jika tidak lulus, katanya uang dikembalikan,” ujarnya menirukan ucapan calo tersebut.
Tetapi, lanjut dia, sang broker –sebutan lain untuk calo-- tidak mau  membuat perjanjian atau kuitansi penyerahan uang tersebut. “Katanya kita saling percaya saja, ini bisnis kepercayaan,” ungkapnya.
Pengakuan serupa juga diungkapkan Anwar (23) – juga nama samaran--. Dia mengaku pernah ditawari seseorang menjadi PNS di salah satu kabupaten di wilayah Barat Provinsi Jambi. Menurut dia, si calo terang-terangan memasang tarif. Untuk pendidikan D-3, dananya Rp 90 juta. Sedangkan S-1 Rp 150 juta. Dengan dana sebesar itu, pelamar dipastikan  lulus. “Tapi saya pesimis dengan cara-cara begitu,” ujarnya.
Dewan Janji Kawal Tahapan Penerimaan CPNS
Pengakuan ketiga peminat CPNS di atas sebenarnya bukan hal baru. Hampir setiap penerimaan CPNS, kabar permainan uang selalu mencuat. Namun untuk membuktikannya sangat sulit. Memang beberapa calo CPNS  ada yang ditangkap dan diproses hingga ke pengadilan. Namun, itu baru sebagian kecil saja yang terungkap.
Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jambi Asril SH, mengatakan, perihal maraknya calo ataru broker yang memasang tarif dalam penerimaan CPNS sudah merupakan masalah klasik. Tapi, sulit dibuktikan. “Biasanya yang jadi korban tidak mau melapor, karena malu,” katanya.
Dia mengaku sudah sering kita dengar soal tarif masuk CPNS tersebut. “Makanya, kita sangat mengharapkan ada laporan dari masyarakat selain temuan yang kita lakukan,” ujarnya.
Menurut Asril, dalam praktik percaloan pada penerimaan CPNS tersebut, biasanya kedua belah pihak sudah saling kerja sama, termasuk masalah deal-deal besaran biaya yang akan dibayar. “Kalau lulus semuanya saling diam, tapi jika ada yang dirugikan barulah bersuara keras, dan ini kita lihat sering terjadi. Kita berharap, masalah ini harus dilaporkan dari awal sebelum penetapan CPNS tersebut,” katanya.
Mantan Advokasi Jambi itu juga berharap kepada pihak pemerintah provinsi maupun kabupaten, agar dalam penerimaan CPNS ini lebih memprioritaskan sumber daya manusia (SDM). “Jangan memprioritaskan yang bayar. Sementara, ada calon CPNS yang memiliki SDM tersingkir karena tidak ada uang untuk membayar,” tegasnya.
Untuk mengantisipasi praktik percaloan, kata Asril, Komisi I akan berkoordinasi dengan dinas instansi terkait, dalam hal ini BKD maupun sekda untuk duduk bersama. “Kalau perlu ada pengawas yang intens memelototi pelaksanaan tahapan penerimaan CPNS. Dan kita dari dewan, sudah jelas akan mengawasi hingga proses pengangkatan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Biro (Karo) Kepegawaian Setda Provinsi Jambi, Husnaini, tidak mau berkomentar ketika ditanya soal calo atau broker CPNS yang diperkirakan akan ‘bermain’ pada seleksi CPNS di Pemprov Jambi. ‘’ Langsung sama Sekda sajalah,’’ elaknya.(can/roz)

Artikel yang berkaitan




0 komentar:

Posting Komentar



Bagi yang ingin belajar PHP / HTML / MySQL Dan ingin membuat WEBSITE SENDIRI dengan sangat Mudah dan Murah sambil langsung praktek, Saya rekomendasikan anda belajar DI SINI atau DI SINI «« di klik biar situsnya keluar, 4 langkah Mudah dan 3 langkah JITU Murah dan Mudah Membuat WEBSITE. D12UL. D12UL


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More